Aglonema, Si Anggun Yang Kaya Warna


Setelah sukses disilangkan, banyak orang yang kini melirik tanaman satu ini. Warna daunnya menawan. Harganya pun langsung melejit ke angka jutaan rupiah per tanaman.

Tanaman aglonema atau akrab disebut sri rejeki ini memiliki ragam spesies yang cukup banyak. Sebut saja Aglaonema Commutatum, yang bentuk daunnya seperti mata tombak dan berwarna hijau, dengan panjang daun sekitar 20 cm dan lebar 5 cm. Jenis aglonema ini mempunyai beberapa varietas terkenal, antara lain A. commutatum maculatum. Daunnya hijau gelap dengan sirip-sirip keperakan yang temaram. Juga A. commutatum treubi, berdaun hijau kebiru-biruan, lalu A. pseudo bracteatum, yang berdaun hijau dengan sirip kekuningan.

Ada pula Aglaonema costatum, yang bentuk daunnya mirip "hati", berwarna hijau bersinar dengan bintik-bintik putih. Dikenal pula A. crispum, warna daun agak kelabu dengan tepi hijau lunak. Yang tak kalah menarik adalah A. rotundum, bernenek moyang dari hutan-hutan di Sumatera, dengan ciri khas daunnya berwarna merah gelap dengan garis-garis merah marun.

TAK TAHAN KERING
Agar aglonema yang anggun ini tampil menawan, perhatikan syarat hidupnya. Antara lain tempatnya teduh (lebih baik jika diberi naungan), hindari matahari secara langsung, serta tempat tanam memiliki sirkulasi udara bagus. Yang penting, media tanamnya harus porous. Anda bisa memakai humus daun dan pasir, dengan perbandingan 3 : 1. Atau campuran antara sekam (4 bagian), cocopeat (1 bagian) dan pasir (1 bagian). Perhatikan sekamnya. Pilih yang masih utuh, bukan sekam yang sudah hancur lembut. Bisa pula menggunakan media tanam campuran sabut kelapa giling halus, humus, dan pupuk kandang (1 : 1 : 1).

Setelah itu, masukkan media tanam ke dalam pot sampai tigaperempat bagian. Sebelumnya, dasar pot diberi pecahan genting atau bata merah. Tambahkan pupuk slow release, misalnya Dekastar, sebanyak 1 sendok teh. Kemudian masukkan bibit aglonema tegak tepat di tengah pot. Tambahkan media tanamnya sampai penuh, kemudian siram dan letakkan di tempat teduh. Yang harus diingat, aglonema tidak tahan kering. Jadi, lakukan penyiraman setiap hari. Kecuali bila medianya dicampur sabut kelapa, penyiraman bisa 2 - 3 hari sekali.

Pemupukan slow release diberikan lagi setiap 3 bulan sekali. Ada baiknya diberi pupuk daun, misalnya Vitablum, setiap 2 - 3 minggu sekali. Waspadalah terhadap serangan hama penggerek batang. Ia bisa meludeskan akar tanaman, sehingga tanaman harus dibongkar. Bagian yang terserang dibuang, ulatnya dibunuh. Ada baiknya lakukan penyemprotan pestisida secara rutin sebulan sekali.

Jika Anda pingin daun-daun aglonema tampil kinclong, bersihkan daun-daun itu dengan air bersih. Lalu, daun-daun tersebut dilap dengan cairan susu bubuk, atau bisa juga air susu segar. Dijamin daun-daun aglonema pun indah mengkilap.

PENYILANGAN SENDIRI
Daya pikat aglonema memang pada daunnya. Layaklah jika ia sering dipakai sebagai tanaman indoor yang betah sampai seminggu. Ketika tanaman sudah tua, keluarlah bunga. Dari bunga inilah, dilakukan penyilangan.

KLIK - Detail Anda bisa, kok, mencoba menyilangkan sendiri aglonema. Terserah, jenis apa yang hendak disilangkan. Mana yang dijadikan induk betina, mana pula yang jadi induk pejantan, semuanya pun terserah Anda. Siapa tahu, dari main-main, Anda bisa menghasilkan aglonema yang unik. Yuk, kita coba!

1. Amati benar ketika bunga-bunga aglonema mulai bermekaran. Misalnya aglonema "X." Lihatlah bagian tongkol bunga, apakah terdapat serbuk (mirip bedak)? Bila ada, berarti serbuk sari dijadikan induk pejantan. Perhatikan pula bagian bawah tongkol bunga aglonema "Y" yang nantinya dijadikan induk betina.

2. Ambil kuas bersih untuk mengambil serbuk sari, lantas oleskan merata pada putiknya. Setelah itu tanaman yang sudah diserbuk dikerudungi kantong plastik. Ini agar lebih aman, sekaligus menjaga kelembapannya.

3. Waktu penyilangan sebaiknya pagi hari sekitar pukul 7 - 9. Jika terlalu siang, biasanya serbuk sari sudah pada rontok.

4. Penyilangan berhasil bila terbentuk buah. Satu tongkol dapat menghasilkan sekitar 10 - 30 buah. Sedangkan seludang bunga lainnya biasanya mengering.

5. Tunggu kira-kira 6 bulan, ketika buah itu dapat dipetik. Kemudian seleksi untuk mendapatkan buah yang siap tanam.
***

SANG PERAIH EMAS
Namanya seindah pemiliknya: Pride of Sumatera. Ia merupakan salah satu jenis aglonema silangan. Nama dagangnya Red Sumatera dan pernah meraih medali emas di ajang lomba tanaman hias di Belanda. Sang penyilang adalah Gregori Hambali, yang sejak awal tahun 1980-an tekun menyilangkan Aglaonema rotundum sebagai induk jantan dengan Aglaonema commutatum tricolour sebagai induk betina. Ciri khas Pride of Sumatera antara lain permukaan bawah daunnya berwarna merah semarak, sementara permukaan atas daunnya hijau tua mengkilap. Bentuk daun memanjang dengan ujung meruncing, dan tulang daunnya merah menyala.

Selain Red Sumatera, hasil silangan Greg yang lain adalah Aglaonema Shinta, Srikandi, Aglaonema Diana (mengingatkan kecantikan Lady Diana), Aglaonema Juliet (terinspirasi romantika Romeo dan Juliet), dan Aglaonema Widuri. Kini, banyak orang yang mencoba melakukan penyilangan sendiri. Tak heran jika di pasaran terlihat warna-warni aglonema dengan harga yang cukup tinggi.
***

DICANGKOK PUN BISA
Apa yang bisa Anda lakukan jika tak betah menunggu anakan yang terlalu lama? Cobalah "mencangkok" sendiri. Caranya?

1. Amati dan pilih batang aglonema yang cukup panjang. Bersihkan beberapa pelepah daun yang sudah tua.
2. Siapkan botol plastik bekas. Potong leher botol, lalu buat sayatan dari atas sampai bawah. Bagian dasar botol diberi lubang, kira-kira sebesar batang aglaonema.
3. Pasang botol tersebut pada batang aglonema. Isilah dengan media tanamnya berupa cocopeat dan humus (1:1). Ikatlah erat-erat botol itu.
4. Rajinlah menyiram. Usahakan jangan sampai media dalam botol menjadi kering.
5. Kira-kira sebulan kemudian, muncullah tunas-tunas. Tunggu hingga akar-akarnya makin kuat.
6. Setelah umur 3 bulan, bukalah botol, lalu bersihkan media.
7. Ambil pisau tajam untuk memisahkan tunas-tunas anakan. Ini berarti, Anda sudah memiliki beberapa bibit baru.
8. Rendam bibit-bibit tersebut dalam larutan fungisida selama sekitar 10 menit sebelum kemudian ditanam dalam pot. Gampang, kan?
***
Sumber: http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=9513


post signature

Atau klik ke:

Del.icio.us Add to del.icio.us Digg DiggIt! Reddit Reddit Stumbleupon Stumble This Google Bookmarks Add to Google Bookmarks Yahoo My Web Add to Yahoo MyWeb Technorati Add to Technorati Faves Slashdot Slashdot it

Posting Terkait:



Widget by Hoctro | Jack Book

4 komentar:

Titi Resmiyati mengatakan...

iyah sementara ini baru kliping, insya Allah saya akan share pengalaman pribadi menanam bunga. makasih atas atensinya...

amar mengatakan...

wah-wah pinter sekali ya, menanam bunga ternyata kayak gitu ya.....
aduuhh....klo aku punya rumah sendiri kira-kira aku ada tempat gak ya....???? buat taman bunga
he.....he....he

trianfe mengatakan...

Tuh kan bener. Kekayaan kita emang bisa luar biasa kalo terus dikembangkan. Terus berkarya deh!
(Pesen satu boleh nggak, mumpung Bapak di rumah hobi nanam yang gituan, tapi gratis!) Hehehe...

ikan lele mengatakan...

aku juga suka aglonema. Cuma sekarang rontok semua pas musim hujan. Makanya aku belajar budidaya lele aja. Apalagi aku suka makan lele