Menyilang Anthurium

3 komentar


Menyilang anthurium untuk menghasilkan jenis baru, kini bukan monopoli lembaga penelitian, akan tetapi juga bias dilakukan sendiri jika kita mau. Hanya saja memang tidak mudah, perlu kejelian, ketelitian, ketekunan dan kesabaran. Kasus yang acapkali terjadi adalah, seringkali tongkol anthurium gagal menjadi buah setelah dilakukan persilangan.

Bagaimana cara menyilang anthurium? Berikut ini saya share pengalaman teman yang dikemarin di kirim via e-mail kepada saya:

Pertama-tama yang harus disadari adalah bahwa menyilang anthurium memang bukan perkara mudah. Seringkali, antara serbuk sari dan putik yang letaknya sama-sama beada di tongkol bunga itu, kematangannya tidak sama. Seringkali putiknya duluan yang matang baru kemudian , serbuk sari yang warnanya putih kekuningan keluar dari tongkol. Jika kondisinya demikian, akan susah menghasilkan buah, tidak akan terjadi proses penyerbukan serumpun.

Siapkan anthurium indukan yang memiliki karakter bagus dengan jenis yang berbeda. Untuk memudahkan kita sebut (A) dan (B). Keduanya dipelihara bersama-sama. Kemudian pilihlah beberapa tongkol pada anhturium (B) yang akan disilangkan. Jika anthurium (B) sudah keluar madunya, atau cairan seperti embun. Kemudian jika anthurium (A) sudah keluar serbuk sarinya (tempatnya dipermukaan tongkol dengan warna putih kekuning-kuningan).

Langkah berikutnya, ambil dengan kuas serbuk sari dari anthurium (A). Setelah serbuk sari menempel pada kuas, dengan kuas pula, oleskan atau taburkan pada Anthurium (B) yang sudah keluar madunya. Biarkan terjadi proses penyerbukan.

Tinggal menunggu saja. Tongkol antrurium (B) akan berkembang menjadi buah, bentuknya kecil-kecil. Buah baru bisa disemaikan setelah berumur 9-10 bulan dari penyerbukan. Tanda-tanda bisa disemai, jika buah warnanya merah. Untuk menanamnya, kupas sampai dapat bijinya, lalu semaikan. Media tanam yang digunakan pakis 100, atau dicamur antara pakis dengan arang sekam dengan perbandingan 1:1. Selamat mencoba, semoga sukses.

Sekadar catatan. Agar tongkol segera menjadi buah, anthurium membutuhkan kandungan P yang tinggi.

[Selengkapnya]

post signature

Tip Agar Anggrek Bulan Berbunga

3 komentar


Anggrek Bulan (phalaenopsis) memang sudah lama menjadi primadona. Keelokan bunganya yang menawan itu, sering diberi julukan sebagai butterfly orchid. Beberapa waktu lalu, dikalangan pecinta bunga dan tampaknya sampai kini, anggrek bulan masih sebagai primadona anggrek di negeri ini.

Di kalangan teman-teman, banyak yang mengeluh mengapa anggrek bulannya tidak berbunga dan kalaupun berbunga, cuma sekali dan sehabis itu tidak lagi menyembulkan pesonanya. Jika terjadi demikian, biasanya atau bias dipastikan memang anggrek bulan anda itu tidak sehat. Bisa akar, batang, dan daunnya. Bagaimana caranya?
Pertama-tama kita harus melihat bahwa anggrek bulan itu sebagai tanaman epifit. Di habibat aslinya, ia hidup di alam bebas dan selalu berada di pohon dalam naungan dahan dan ranting. Dengan begitu bunga ini tidak terlalu membutuhkan sinar mentari yang kuat,intensitasnya berkisar 20 sampai 50 persen saja.

Dari beberapa kasus, anggrek bulan yang rusak atau tidak sehat itu karena beberapa hal. Pertama, terlalu kuat menerima sinat mentari. Ia terbakar dan tengara yang bisa dilihat adalah pada daun yang langsung kena mentari. Permukaan daun menjadi berwarna cokelat kemerahan. Kedua, kurang cahaya mentari. Kekuarangan cahya mentari juga akan membuat pertumbuhan anggrek bulan menjadi tidak bagus. Daun tampak layu, kekuning-kuningan, pucat dan runtuh. Untuk itu perlu dipasang jarring peneduh. Kalau tidak maka taruh saja tanaman anggrek bulan itu pada pohon yang besar yang menghadap ke timur agar anggrek bulan leluasa menerima kehangatan sinar mentari pagi.

Sebagai catatan, Anggrek bulan tidak menyukai udara yang terlalu basah. Udara yang basah akan sangat mudah mengundang munculnya berbagai penyakit seperti busuk tunas dan daun. Anggerek tumbuh bagus pada suhu udara antara 13 sampai 18 derajat celcius pada malam hari dan pada siang hari antara 18 sampai 21 derajat Celsius. Untuk itu memang perlu pengaturan agar kelembaban udaranya tetap terjaga.

Untuk itu maka penyiraman harus dilakukan secara seksama. Penyiraman berfungsi untuk mengatur kelembabagan udara pada satu sisi, pada sisi lain juga untuk kepentingan nutrisi angggrek bulan sendiri. Seperti diketahui, anggrek bulan mengisap air bukan dari tanah tetapi dari kelembaban udara di sekitarnya.

Oleh karena itu, dalam melakukan penyiraman pastikan bahwa kebutuhan air cukup. Airnya bersih dan mengandung mineral, dengan pHnya netral. Penyiraman sekurang-kurangnya dilakukan dua kali sehari, atau jika musim kemarau bisa lebih. Waktunya antara pukul 07.00 sampai 09.00 dan 16.00 – 18.00.

Agar anggrek bulan kita berbunnga, maka yang harus diperhatikan adalah soal pemupukan. Ada dua cara yang bisa dilakukan, pemupukan lewat daun dan pemupukan lewat akar. Cara paling effektif untuk memupuk adalah melalui daun, sebab daun mampu menyerap pupuk sekitar 90% sementara akar hanya 10%. Pupuk yang digun akan harus mengandung tiga unsur hara; yaitu nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K).

Satu hal lagi, dalam pemupukan harus disesuaikan dengan fase pertumbuhan. Saat pembibitan 60 pupuknya harus mengandung unsure N, saat muda, konseptrasi N:P:K harus seimbang. Sedangkan menjelang bunga unsure P sekitar 60%. (Titi Rs)

[Selengkapnya]

post signature

TIP Memaksa Adenium Berbunga

3 komentar

Adenium tanpa bunga, tentu tidak menarik. Salah satu pesona adenium justru dari bunganya. Meski demikian, banyak pehobi Adenium yang tak habis mengerti mengapa tanamannya tak kunjunng berbunga.

Ya memang ada beberapa jenis adenium yang tidak begitu rajin berbunga. Seperti malas dan ogah untuk mengeluarkan bunganya. Diantara jenis Adenium yang rajin berbunga adalah Eye of the storm, Beuty of Taiwan, La ong thong, Carmelo, , Mora dok lok-----sekedar untuk menyebut diantaranya. Bagaimana cara agar Adenium bisa berbunga?

Tekniknya sangat sederhana. Kita kembalikan kepada habitat asli tanaman ini, pada dasarnya tanaman gurun yang serba kekurangan makanan serta unsur hara. Di habitat aslinya, sangat musim panas menyengat tiba, Adenium justru mengeluarkan pesonanya dengan berbunga.

Salah satu cara untuk membuat Adenium berbunga, ini mengacu kepada habitat aslinya, adalah dengan mengurangi atau meminimalisasi siraman air dan membiarkan sinar matahari sepenuhnya. Cara ini disebut dengan stressing. Jadi biarkan Adenium kekuarangan air dan disengat panasnya matahari. Jangan kuatir ia akan mati. Tanaman ini cukup kuat untuk menderita.

Nanti akan muncul kuncup bunga diberangi dengan rontoknya daun-daun satu persatu. Itu tandanya kita telah berhasil memaksa Adenium untuk berbunga. Selamat mencoba (titi rs)
[Selengkapnya]

post signature

Saat Mentari Cerah, Bersinar Bunga Matahari

1 komentar


Tentu bunga ini tak asing bagi kita semua. Jika berbunga, bentuknya yang bulat tak ubahnya cawan dengan mahkota seperti pita. Diantara panasnya sinar mentari, warna kuning bunga ini menonjol menembus setiap kornea mata yang melihatnya. Bunga ini selalu mengikuti arah perjalanan matahari. Saat siang hari, saat kehangatan mentari menyinari bumi, bunga ini dengan gagahnya tegak berdiri dan sebaliknya, saat mentari tenggelam diufuk barat hingga fajar pagi. Ke gagahan bunga mentari tak kelihatan. Ia tertunduk lelap.

Nama latin bunga matahari adalah helianthus annuus. Bunga berwarna kuning ini merupakan tumbuhan tahunan. Disebut bunga matahari, salah satunya, karena tumbuh kearah matahari. Dalam klasifikasi ilamiahnya, bunga matahari masuk dalam kerajaan Plantea, divisionya Mahnoliophyta, kela Mafnoliopsida. Ordonya Asterales, Falilia Asteraceae, genusnya Helianthus.
Banyak khasiat dari bunga ini. Bunga ini mengandung quercimeritrin, helianthoside A-B-C, asam oleanolat, dan asam echinocystat. Untuk bijinya, terdapat kandungan beta sitosterol, prostagladin E, asam chlorogenic, asam quinat, phytin, dan 3-4 benzopyrine. Dalam setiap setiap seratus gram minyak biji bunga matahari, terdapat lemak dengan total seratus, yang terdiri dari lemak jenuh 9,8 dan lemak tak jenuh (oleat) sebanyak 11,7. Selebihnya terdapat linoleat sebanyak 72,9 dan sisanya tak mengandung kolesterol.

Setiap bagian bunga ini memiliki khasiat. Bunganga bisa digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan mengurasi rasa sakit. Sementara bijinya bisa digunakan sebagai antidisentri dan merangsang pengeluaran cairan yang banyak. Sedang daunya, berkhasiat antiradang, analgesik, dan antimalaria. Demikian halnya akarnya, bisa untuk antiradang, pereda batuk, peluruh air seni, dan analgesik. Sumsum batangnya juga bisa dipakai untuk merangsang enegergi vital, menenangkan liver dan analgesik.

[Selengkapnya]

post signature

Bunga Melati Melawan Jerawat

0 komentar


Bunga melati (Jasminum sambac L merupakan tumbuhan yang berasal dari India khususnya, dan Asia umumnya. Dapat dikembangbiakkan secara setek, tanaman ini dapat tumbuh subur dari dataran rendah hingga ketinggian 600 meter di atas permukaan laut.

Melati biasa digunakan sebagai bahan untuk aroma wangi-wangian pada industri parfum. Juga wewangian pada acara-acara penting seperti pernikahan, pesta, dan bahkan pada saat dukacita.


Siapa sangka kalau bunga berwarna putih dan wangi itu mengandung banyak khasiat obat. Menurut Prof Hembing Wijayakusuma dalam Ensiklopedia Tumbuhan Berkhasiat Obat 1, melati bisa dimanfaatkan bunga, daun, dan akarnya. Bunga dan daun untuk influenza, sakit kepala, diare, cacingan, radang mata merah, air susu ibu (ASI) berlebihan, bisul, jerawat, biduran, bengkak karena gigitan binatang, dan sesak asma. Akarnya untuk mengatasi insomnia (sulit tidur), luka terpukul, keseleo, menghilangkan sakit pada tulang patah, sakit gigi, sakit kepala, dan cacingan.

Untuk pemakaian luar bunganya direbus, air saringannya dimanfaatkan. Daunnya dimemarkan atau digiling halus lalu ditempelkan pada bagian yang sakit. Bila dimanfaatkan akarnya, bagian tersebut harus dihaluskan atau digiling halus lalu ditempelkan pada bagian yang sakit.

Untuk dipakai pengobat radang mata merah (conjunctivitis) daun melati dicuci bersih, lalu direbus dengan air secukupnya. Airnya digunakan untuk mengompres.

Produksi ASI berlebihan bisa dihentikan dengan bunga atau daun melati dimemarkan, lalu ditempelkan di sekitar payudara. Ini dilakukan beberapa kali sehari.

Bengkak akibat gigitan binatang? Ambil daun atau bunga melati secukupnya, cuci bersih, lalu giling hingga halus. Hasilnya tempelkan pada yang sakit.

Sakit demam dan sakit kepala, menurut Hembing, bisa diatasi dengan 10 gram daun melati dan 10 bunga melati yang diremas-remas dengan tangan, lalu rendam dengan air secukupnya. Air rendaman tersebut digunakan untuk mengompres dahi. Atau, bisa juga dengan akar melati yang dicuci bersih lalu dilumatkan dan ditempelkan pada dahi.

Jerawat pun bisa diatasi dengan tanaman yang harus mendapat sinar matahari cukup ini. Caranya, sebanyak 20 kuntum bunga melati ditambah dua jari asam (Tamarindus indica L), dan tiga gram belerang, lalu ditumbuk hingga galus, ditambah dua sendok makan air jeruk nipis, dan kemudian diremas-remas. Hasilnya gosokkan pada muka yang berjerawat dua kali sehari sebanyak yang dibutuhkan.( cis )
Sumber: http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=2&id=224810&kat_id=105&kat_id1=150&kat_id2=187
[Selengkapnya]

post signature

Aglonema, Si Anggun Yang Kaya Warna

4 komentar


Setelah sukses disilangkan, banyak orang yang kini melirik tanaman satu ini. Warna daunnya menawan. Harganya pun langsung melejit ke angka jutaan rupiah per tanaman.

Tanaman aglonema atau akrab disebut sri rejeki ini memiliki ragam spesies yang cukup banyak. Sebut saja Aglaonema Commutatum, yang bentuk daunnya seperti mata tombak dan berwarna hijau, dengan panjang daun sekitar 20 cm dan lebar 5 cm. Jenis aglonema ini mempunyai beberapa varietas terkenal, antara lain A. commutatum maculatum. Daunnya hijau gelap dengan sirip-sirip keperakan yang temaram. Juga A. commutatum treubi, berdaun hijau kebiru-biruan, lalu A. pseudo bracteatum, yang berdaun hijau dengan sirip kekuningan.

Ada pula Aglaonema costatum, yang bentuk daunnya mirip "hati", berwarna hijau bersinar dengan bintik-bintik putih. Dikenal pula A. crispum, warna daun agak kelabu dengan tepi hijau lunak. Yang tak kalah menarik adalah A. rotundum, bernenek moyang dari hutan-hutan di Sumatera, dengan ciri khas daunnya berwarna merah gelap dengan garis-garis merah marun.

TAK TAHAN KERING
Agar aglonema yang anggun ini tampil menawan, perhatikan syarat hidupnya. Antara lain tempatnya teduh (lebih baik jika diberi naungan), hindari matahari secara langsung, serta tempat tanam memiliki sirkulasi udara bagus. Yang penting, media tanamnya harus porous. Anda bisa memakai humus daun dan pasir, dengan perbandingan 3 : 1. Atau campuran antara sekam (4 bagian), cocopeat (1 bagian) dan pasir (1 bagian). Perhatikan sekamnya. Pilih yang masih utuh, bukan sekam yang sudah hancur lembut. Bisa pula menggunakan media tanam campuran sabut kelapa giling halus, humus, dan pupuk kandang (1 : 1 : 1).

Setelah itu, masukkan media tanam ke dalam pot sampai tigaperempat bagian. Sebelumnya, dasar pot diberi pecahan genting atau bata merah. Tambahkan pupuk slow release, misalnya Dekastar, sebanyak 1 sendok teh. Kemudian masukkan bibit aglonema tegak tepat di tengah pot. Tambahkan media tanamnya sampai penuh, kemudian siram dan letakkan di tempat teduh. Yang harus diingat, aglonema tidak tahan kering. Jadi, lakukan penyiraman setiap hari. Kecuali bila medianya dicampur sabut kelapa, penyiraman bisa 2 - 3 hari sekali.

Pemupukan slow release diberikan lagi setiap 3 bulan sekali. Ada baiknya diberi pupuk daun, misalnya Vitablum, setiap 2 - 3 minggu sekali. Waspadalah terhadap serangan hama penggerek batang. Ia bisa meludeskan akar tanaman, sehingga tanaman harus dibongkar. Bagian yang terserang dibuang, ulatnya dibunuh. Ada baiknya lakukan penyemprotan pestisida secara rutin sebulan sekali.

Jika Anda pingin daun-daun aglonema tampil kinclong, bersihkan daun-daun itu dengan air bersih. Lalu, daun-daun tersebut dilap dengan cairan susu bubuk, atau bisa juga air susu segar. Dijamin daun-daun aglonema pun indah mengkilap.

PENYILANGAN SENDIRI
Daya pikat aglonema memang pada daunnya. Layaklah jika ia sering dipakai sebagai tanaman indoor yang betah sampai seminggu. Ketika tanaman sudah tua, keluarlah bunga. Dari bunga inilah, dilakukan penyilangan.

KLIK - Detail Anda bisa, kok, mencoba menyilangkan sendiri aglonema. Terserah, jenis apa yang hendak disilangkan. Mana yang dijadikan induk betina, mana pula yang jadi induk pejantan, semuanya pun terserah Anda. Siapa tahu, dari main-main, Anda bisa menghasilkan aglonema yang unik. Yuk, kita coba!

1. Amati benar ketika bunga-bunga aglonema mulai bermekaran. Misalnya aglonema "X." Lihatlah bagian tongkol bunga, apakah terdapat serbuk (mirip bedak)? Bila ada, berarti serbuk sari dijadikan induk pejantan. Perhatikan pula bagian bawah tongkol bunga aglonema "Y" yang nantinya dijadikan induk betina.

2. Ambil kuas bersih untuk mengambil serbuk sari, lantas oleskan merata pada putiknya. Setelah itu tanaman yang sudah diserbuk dikerudungi kantong plastik. Ini agar lebih aman, sekaligus menjaga kelembapannya.

3. Waktu penyilangan sebaiknya pagi hari sekitar pukul 7 - 9. Jika terlalu siang, biasanya serbuk sari sudah pada rontok.

4. Penyilangan berhasil bila terbentuk buah. Satu tongkol dapat menghasilkan sekitar 10 - 30 buah. Sedangkan seludang bunga lainnya biasanya mengering.

5. Tunggu kira-kira 6 bulan, ketika buah itu dapat dipetik. Kemudian seleksi untuk mendapatkan buah yang siap tanam.
***

SANG PERAIH EMAS
Namanya seindah pemiliknya: Pride of Sumatera. Ia merupakan salah satu jenis aglonema silangan. Nama dagangnya Red Sumatera dan pernah meraih medali emas di ajang lomba tanaman hias di Belanda. Sang penyilang adalah Gregori Hambali, yang sejak awal tahun 1980-an tekun menyilangkan Aglaonema rotundum sebagai induk jantan dengan Aglaonema commutatum tricolour sebagai induk betina. Ciri khas Pride of Sumatera antara lain permukaan bawah daunnya berwarna merah semarak, sementara permukaan atas daunnya hijau tua mengkilap. Bentuk daun memanjang dengan ujung meruncing, dan tulang daunnya merah menyala.

Selain Red Sumatera, hasil silangan Greg yang lain adalah Aglaonema Shinta, Srikandi, Aglaonema Diana (mengingatkan kecantikan Lady Diana), Aglaonema Juliet (terinspirasi romantika Romeo dan Juliet), dan Aglaonema Widuri. Kini, banyak orang yang mencoba melakukan penyilangan sendiri. Tak heran jika di pasaran terlihat warna-warni aglonema dengan harga yang cukup tinggi.
***

DICANGKOK PUN BISA
Apa yang bisa Anda lakukan jika tak betah menunggu anakan yang terlalu lama? Cobalah "mencangkok" sendiri. Caranya?

1. Amati dan pilih batang aglonema yang cukup panjang. Bersihkan beberapa pelepah daun yang sudah tua.
2. Siapkan botol plastik bekas. Potong leher botol, lalu buat sayatan dari atas sampai bawah. Bagian dasar botol diberi lubang, kira-kira sebesar batang aglaonema.
3. Pasang botol tersebut pada batang aglonema. Isilah dengan media tanamnya berupa cocopeat dan humus (1:1). Ikatlah erat-erat botol itu.
4. Rajinlah menyiram. Usahakan jangan sampai media dalam botol menjadi kering.
5. Kira-kira sebulan kemudian, muncullah tunas-tunas. Tunggu hingga akar-akarnya makin kuat.
6. Setelah umur 3 bulan, bukalah botol, lalu bersihkan media.
7. Ambil pisau tajam untuk memisahkan tunas-tunas anakan. Ini berarti, Anda sudah memiliki beberapa bibit baru.
8. Rendam bibit-bibit tersebut dalam larutan fungisida selama sekitar 10 menit sebelum kemudian ditanam dalam pot. Gampang, kan?
***
Sumber: http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=9513


[Selengkapnya]

post signature

Sikas, Si Daun Hijau Yang Tak Tahan Panas

7 komentar

Tanaman satu ini memang mempesona. Meski bandel, ancaman hama sering menjadi pengusik keindahan tanaman berdaun hijau indah ini.

Tanaman sikas merupakan satu-satunya famili dari suku Cycadinea. Kelompok sikas dinamakan familia Cycadaceae, yang terdiri sekitar 75 jenis. Keberadaannya sudah sangat lama, belasan juta tahun silam, yakni sejak zaman Karbon.

Tanaman ini berada di mana-mana, terutama di daerah tropis maupun subtropis. Sementara orang memang ada yang menyebutnya "pakis haji". Sebutan demikian itu memang tidak terlalu salah, karena morfologisnya mendekati tanaman pakis. Orang Amerika mengenalnya dengan nama fem palm, karena batang dan daunnya mirip palem.

KLIK - Detail Kendati sudah menyebar ke berbagai daerah dan semakin banyak orang mengenalnya, nilai jual sikas tetap tinggi. Yang paling murah sekitar Rp 25 ribu. Itu pun sikas 'asli' Indonesia, yakni Cycas rumphii. Sedang sikas impor asal Jepang misalnya ­ yang dinamakan Cycas revoluta ­ harganya mencapai Rp 250 ribu bahkan bisa lebih.

Daya pikat sikas tertuju pada daun-daunnya yang anggun, hijau gelap tapi mengkilap. Bentuk daun seperti bulu dan tumbuh mengarah ke luar dari batang. Panjang daun mencapai 75 cm, bahkan lebih. Selain daunnya, tampilan batangnya yang berwarna cokelat dan berjonjot-jonjot juga menambah kesan anggun. Pertumbuhan batang amat lambat. Jadi jika Anda mendapatkan batang sikas setinggi 1 meter misalnya, itu berarti umur sikas telah mencapai 10 tahun lebih.

Tanaman sikas tumbuh subur jika mendapat sinar matahari tak langsung. Itulah sebabnya disarankan menanam atau meletakkan sikas di tempat-tempat yang teduh atau terlindung. Sebagai salah satu tanaman dalam ruangan (indoor plant), sikas membutuhkan cahaya buatan berupa lampu berkekuatan 400 fc (foot candle).

Jika ditanam dalam pot, sebaiknya menggunakan media tanam campuran berupa tanah subur, pupuk kompos, dan pasir (1:1:1). Untuk meningkatkan kesuburan sikas, media tanam masih ditambah dengan bahan lain. Pedomannya untuk setiap 5 kg media tanam butuh 1,5 sendok teh super phospat (20%), 1 sendok teh pupuk NPK (5-10-5), dan 1 sendok makan kapur.

ANAKAN DAN BIJI
Bagaimana jika kita ingin memperbanyak atau menggandakan tanaman ini? Pada umumnya, sikas diperbanyak secara vegetatif, yakni dengan memisahkan anakannya. Namun sebelum memisahkan, kita kenali dulu bagaimana kondisi induk dan anakan yang akan dipisahkan. Sekurang-kurangnya induk sikas berumur 4 tahun. Pada umur 3 tahun, sikas biasanya mengeluarkan tunas anakan dari batang atau dari pangkal akarnya. Induk tersebut harus dalam kondisi sehat, dengan tinggi batang sekurang-kurangnya 30 cm. Kondisi anakan yang hendak dipisahkan sudah berumur 1 tahun dan diameternya 6-7 cm, dengan jumlah daun minimal 3 pelepah.

Untuk memisahkan anakan sikas, pertama-tama tanah di sekitarnya dibongkar atau digali sampai seluruh bagian anakan terbuka. Kemudian, ambil pisau tajam, lalu potong pangkal anakan yang menempel pada induk. Lalu, pindahkan anakan ke pot persemaian yang telah diisi media tanam sedalam 20-30 cm. Padatkan media tanam yang berdekatan dengan batang anakan itu, agar berdiri tegak dan kokoh.

Kendati sikas 'pelit' bunga, namun saat mencapai umur belasan tahun ia mampu menghasilkan biji. Biji-biji inilah yang akan dipakai untuk perkembangbiakan. Caranya, biji disemaikan dalam pot kecil yang telah diisi campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang, dengan perbandingan 1:1:1. Seraya menunggu, rajin-rajinlah melakukan penyiraman. Biasanya, 6 bulan kemudian mulai muncul daun-daun muda. Lama-kelamaan, daun-daun itu menjadi hijau tua dan mengeras. Itu berarti, bibit asal biji sudah siap dipindahkan.
Sumber: http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=1706
[Selengkapnya]

post signature

Pesona Kamboja Jepang

4 komentar

Tak sulit menanam dan memperbanyak tanaman yang senang terkena sinar matahari ini. Selain bunga, bonggolnya pun cantik. Semakin banyak bunga dan besar bonggolnya, harganya semakin mahal.

Namanya Adenium obesum. Nama populernya Kamboja Jepang. Cantik dan memesona, sudah pasti. Meski mengandung nama kamboja, Adenium berbeda dengan tanaman yang banyak tumbuh di pemakaman, lo.

Selain bunganya, tanaman ini memiliki daya tarik di bonggolnya. Semakin besar dan meliuk bonggolnya, harganya semakin mahal. Tengok saja Adenium yang ada di Godongijo Nursery milik Chandra Gunawan Hendarto, Exclusive Ornamental Plants and Landscape. Bonggol selebar 16 sampai dengan 20 cm bisa bernilai Rp 1 juta. Beda lagi kalau sudah ada bunganya, bisa mencapai Rp 4-5 juta. Wow!


Chandra memberi nama-nama yang indah untuk Adenium-adenium koleksinya. Seperti Crimpson Star, Princess of Darkness, Moradoklok, Miss Thailand, sampai ke Harry Potter atau Peter Pan. "Nama Peter Pan tak ada hubungannya dengan band yang dikenal orang, lo. Itu sudah ada sejak 2,5 tahun lalu," tutur Chandra yang memang sengaja memberi nama yang mudah diingat. Seperti Liliput, Troya, Ramses, atau Fadia. "Biasanya inspirasi nama diperoleh saat di mobil, pesawat, lagi makan atau apa saja."

Mudah Ditanam
Karena dulunya orang mengenal kamboja sebagai tanaman yang sering tumbuh di pemakaman, tak heran jika orang enggan menanam Adenium. "Tapi begitu mereka tahu Adenium beda dengan kamboja, tanaman ini pun menjadi tren," kata Chandra yang mulai serius menggarap pasar Adenium tahun 2000.

KLIK - Detail Semula banyak yang pesimis akan ketekunan Chandra membesarkan Adenium. "Ada yang bilang enggak cocok dengan iklim Indonesia." Ternyata setelah lima tahun, Adenium mulai dicari orang sebagai tanaman hias. "Agar tetap diminati, tiap enam bulan sekali kami mengganti Adenium dengan jenis yang baru. Kami selalu merilis 50 buah, biar bisa fokus."

Tak seperti perkiraan orang, ternyata menurut Chandra, tak sulit menanam Adenium. "Tanaman ini sangat senang terkena sinar matahari dan di tempat terbuka. Akan lebih sempurna jika dinaungi dengan plastik UV atau acrylic. Jika cuaca panas cukup sekali disiram. Kalau mendung, misalnya pada bulan Desember-Januari, bisa dua atau tiga kali dalam sehari. Penyiraman pun jangan langsung ke daun atau bunganya tapi ke media tanam," saran Chandra panjang lebar.

KLIK - Detail Media tanam pun sangat bervariasi campurannya. "Kuncinya adalah porositas. Bisa menggunakan cocopeat, yaitu serbuk sabut kelapa, pasir sungai yang kasar atau pasir malang, sekam bakar atau arang batok kelapa, sekam atau kulit padi, pupuk kandang seperti kotoran ayam, kambing atau sapi, zeolite, dan pupuk dasar."

Memperbanyak Adenium dapat dengan berbagai cara. Salah satunya dengan biji yang terdapat di dalam buah yang bentuknya panjang. Jika buah sudah matang, biji diambil dan dijemur hingga kering.
Sumber: http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=10472
[Selengkapnya]

post signature

Mawar Merah Putih

1 komentar

Bagi mereka yang hobi memelihara tanaman bunga, baik untuk kesenangan pribadi maupun untuk dijual kembali, terutama jenis tanaman bunga mawar (rose), kini bisa melihat dan menikmati hamparan jenis tanaman itu yang bunganya berwarna merah putih


Bagi mereka yang hobi memelihara tanaman bunga, baik untuk kesenangan pribadi maupun untuk dijual kembali, terutama jenis tanaman bunga mawar (rose), kini bisa melihat dan menikmati hamparan jenis tanaman itu yang bunganya berwarna seperti bendera kebangsaan kita, merah putih.

Ratusan batang pohon jenis tersebut ditanam pada bagian depan halaman gedung Wisma Cibodas dalam kompleks Kebun Raya Cibodas, di lereng Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Keberadaan ratusan tanaman bunga tersebut tidak lepas dari kerja keras para peneliti dan petugas Kebun Raya yang berusaha memperbanyak jenis tanaman tersebut melalui syitem stek. Dari seratus batang tanaman jenis itu yang dititipi oleh petugas Sekertariat Negara dua tahun lalu, kini telah menjadi sebanyak 800 batang pohon mawar.

Keberadaan jenis tanaman tersebut di Indonesia adalah atas pemberian pihak pemerintah Prancis melalui Perdana Menteri Jaques Chirac saat Presiden Megawati Soekarnoputri melakukan kunjungan kenegaraan beberapa tahun lalu. Bunga khusus berwarna merah putih itu, merupakan hasil rekayasa genetika dari para peneliti tanaman bunga di Prancis.

Besar ukuran kuntum bunga mawar merah putih itu yang kini tumbuh subur di Kebun Raya Cibodas, rata-rata berlingkaran antara 6 hingga 8 sentimeter. Pada tepian kelopak bunganya berwarna merah, sedangkan warna putih terdapat di bagian dalamnya.

Tanaman bunga mawar hasil perbanyakan tersebut oleh Kepala Kebun Raya Cibodas Ir Holif Immamudin diberi nama Rosa Megawatiae, dan hasil perbanyakan tanaman itu untuk sementara penyebarannya baru pada kebun raya di beberapa provinsi. Sedangkan untuk mereka yang hobi memelihara bunga mawar, bisa menghubungi langsung pihak Kebun Raya Cibodas.

Sumber: Pembaruan
http://www.situshijau.co.id/app/tulisan.php?act=detail&id=478&id_kolom=5
[Selengkapnya]

post signature

Bisnis Bunga Anyelir, Sebuah Peluang

3 komentar

Bunga anyelir yang bentuknya mirip bunga mawar, ternyata cukup menarik. Bunga ini mempunyai warna beragam sehingga membedakannya dari bunga mawar yang biasanya memiliki warna merah putih.

Keindahan bunga, seperti bunga anyelir ternyata bisa dijual. Bisnis bunga inilah yang bisa menghasilkan uang. Peminatnya pun terus bertambah.

Bunga anyelir yang bentuknya mirip bunga mawar, ternyata cukup menarik. Bunga ini mempunyai warna beragam sehingga membedakannya dari bunga mawar yang biasanya memiliki warna merah putih. Beragamnya warna bunga anyelir, yang kadang-kadang juga menampilkan warna yang berbintik-bintik, menjadikan komoditas ini banyak dicari.

"Tetapi dari seluruh warna yang ada, yang paling disukai adalah warna merah panther dan kuning kunyit," kata Willy dari bagian pemasaran PT Buana Nuansa Nusantara (BNN) di Bandung.

Perusahaan ini menjual setek dan bunga anyelir hasil persilangan yang dilakukan para peneliti Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian.

Ternyata, minat konsumen bunga terhadap warna untuk setiap daerah berbeda-beda. Seperti di Surabaya, warna merah panther mendominasi dan paling diminati. Konsumen di daerah lainnya justru menyukai anyelir warna kuning kunyit.

Seikat bunga anyelir saat ini dijual dengan harga sekitar Rp 24.000. Satu ikat terdiri dari 20 tangkai bunga. Bunga ini dibeli untuk berbagai keperluan, mulai dari hiasan meja untuk ruangan, hiasan di restoran, jamuan pesta, resepsi, maupun diberikan sebagai tanda kasih seorang lelaki kepada pasangannya.

Willy mengakui, bisnis bunga anyelir sebenarnya menguntungkan. Bagi para petani bunga, komoditas ini mampu menghasilkan keuntungan yang cukup besar. Bayangkan, harga setek bunga anyelir sekitar Rp 1.500 per batangnya. Dari satu batang ini setelah berbunga, kita akan memanennya hingga umurnya dua tahun.

"Bisa saja tanaman hias ini dibiarkan lebih dari dua tahun. Tetapi agar bunga ini menghasilkan secara optimal, sebaiknya setelah umur dua tahun langsung diganti dengan tanaman hias yang baru," katanya.

Bunga ini banyak juga yang didatangkan dari luar negeri. Namun, melihat potensi pasar yang demikian besar, Balithi melakukan serangkaian penelitian untuk menghasilkan bunga anyelir yang laku di pasar.

Para peneliti ini, di antaranya Dr Budi Marwoto berupaya menyilangkan berbagai varietas tanaman anyelir untuk menghasilkan jenis tanaman yang bagus. Seperti warna dan bentuk bunga, menjadi pertimbangan dalam penelitian untuk menghasilkan bunga yang berkualitas baik.


Tempat yang Cocok

Untuk menghasilkan bunga yang bagus, budidaya tanaman hias ini harus dilakukan di daerah yang memang cocok, yaitu dataran tinggi dan udara serta cahaya matahari mendukung. PT BNN sendiri mempunyai tempat pembibitan dan budidaya tanaman hias di daerah Cianjur, Jawa Barat.

Menurut Direktur PT BNN, Abdul Muluk, perusahaan yang didirikannya merupakan perusahaan kecil yang hanya bermodalkan jiwa wirausaha dan semangat tinggi. Kendati memulai dengan modal sekitar Rp 400 juta, sekarang perusahaan itu mempunyai aset dengan nilai di atas satu miliar rupiah.

Aset itu di antaranya berupa kebun pembibitan seluas 5.500 meter persegi, kebun produksi 5.000 meter persegi, lahan kosong 1,5 hektare, kantor dan rumah dinas untuk karyawan, yang semuanya berada di Warungkondang, Cianjur.

Diakui, perdagangan bunga segar mempunyai prospek yang bagus dan bisnis ini terbuka bagi siapa pun untuk melakukannya. Khusus untuk tanaman hias bunga krisan dan anyelir, perusahaan ini telah dipercaya Badan Litbang Deptan melalui Kantor Pengelola Kekayaan Intelektual dan Alih Teknologi (KPKIAT) untuk memasarkan produk itu.

"Ini merupakan keuntungan bagi kami karena dapat mengembangkan jenis tanaman hias yang disukai konsumen," kata Abdul Muluk.

Dari hasil penelitian Balithi, sudah ada tiga varietas tanaman yang anyelir yang dilepaskan, yaitu varietas Top Beauty, Snazzy, dan Unique.

Willy mengatakan, saat ini sebuah perusahaan yang bergerak di bidang agrobisnis milik mantan Mensesneg Moerdiono telah membeli bibit anyelir itu dan mengembangkannya. "Sekarang mereka sudah panen," katanya.

Dia mengakui, setek tanaman bunga anyelir yang dihasilkan oleh para peneliti Balithi ini bisa dipesan melalui PT BNN di Bandung, yaitu di nomor telepon (022) 6674016.
Sumber:http://www.situshijau.co.id/app/tulisan.php?act=detail&id=240&id_kolom=1

[Selengkapnya]

post signature

Koleksi Anggrek Bulan

1 komentar

Bagi pehobi anggrek, nama anggrek bulan tentu tak bisa diabaikan begitu saja. Sebagai salah satu jenis anggrek Indonesia, anggrek bulan telah memikat hati para penggemar anggrek. Kepopulerannya bahkanmerambah pada kalangan pemula hingga awam sekali pun. Wajar saja, anggrek yang punya nama Latin Phalaenopsis amabilis ini punya sejuta pesona yang mengundang decak kagum. Lihatlah keindahan itu pada sosok bunganya yang putih bersih. Mau tak mau, bunga ini pun menyentuh tataran seni dan estetika para seniman, hingga menjadi inspirasi sebuah lagu, relief candi, motif batik, sampai kreasi motif gagang keris.


Anggrek bulan bukan saja punya warna bunga yang putih bersih, tetapi juga memiliki untaian yang tersusun sempurna dan proporsional. Plus warna bibir bunga kuning menyala. Dari segi ukuran, anggrek ini tergolong di atas rata-rata. Berkat semua keunggulan dan kecantikan tadi, tak mengherankan jika pemerintah Indonesia menobatkan anggrek bulan sebagai ”Puspa Pesona”.

Tampaknya, beberapa alasan yang sama membuat hati Lily Turangan tergelitik menekuni hobi koleksi anggrek bulan ini. Ibu berusia 57 tahun ini memang gemar berurusan dengan dunia flora. ”Sejak tahun tujuh puluhan, saya memang senang mengoleksi anggrek. Bukan cuma merawatnya saja, tapi saya juga mengembangbiakkan anggrek-anggrek itu,” ujarnya sembari tersenyum.

Pemilik kebun wisata Pasirmukti itu melanjutkan cerita, ”Saya jatuh cinta dengan dunia tumbuhan, khususnya anggrek karena latar belakang saya sebagai lulusan pertanian. Kalau sudah mengurusi anggrek-anggrek itu saya bisa jadi lupa waktu.” Tentu didukung background pertanian tadi, Lily pun memutuskan untuk ”terjun bebas” dalam dunia anggrek. ”Apalagi, waktu itu anak-anak saya sudah menjelang dewasa. Jadi sebagian besar waktu bisa saya curahkan di sini (menunjuk kebun anggrek miliknya).”

Sebagai langkah awal, ia coba mengembangkan anggrek dari jenis Dendrobium. Lama-kelamaan, wanita ramah ini mulai tertarik untuk menanam beberapa anggrek bulan. Akhirnya, koleksi Lily terus bertambah. ”Dulu, saya pikir untuk merawat anggrek bulan itu sulit. Tetapi (setelah dilakoni) ternyata untuk merawatnya sama saja seperti Dendrobium. Kuncinya, asalkan anggrek ini cocok untuk hidup di tempat itu,” ucap ibu yang masih tetap lincah dan berenergi itu.

Hal yang sama juga dialami Fanny Abdullah, 45 tahun. Ibu tiga anak ini mengaku jatuh cinta pada anggrek bulan, karena tanaman ini tergolong istimewa. ”Bunga anggrek ini punya kelopak yang besar. Satu tangkainya bisa diisi 20 kuntum bunga sekaligus,” ucap pehobi anggrek yang juga pemilik kios anggrek di kawasan Senayan ini. Yang pasti anggrek bulan bisa berbunga sepanjang tahun. ”Dia kan tak kenal musim untuk berbunga,” katanya.

Sabar dan Telaten


Walau punya cara perawatan yang tak berbeda dengan jenis anggrek lainnya, untuk membuat anggrek bulan terlihat cantik tetap saja butuh kesabaran dan ketelatenan. Plus mengetahui karakter tanaman yang kita koleksi. ”Paling tidak kita tahulah frekuensi penyiraman, pemupukan dan penggantian media tanam yang tepat. Serta jangan lupa untuk merawatnya dari serangan hama penyakit,” ujar Hadi Iswanto, ahli anggrek dari Forum Kerjasama Agribisnis, sebuah lembaga manajemen agribisnis. Fanny pun mengaku tak masalah dengan perawatan anggrek ini. ”Yang penting jaga saja dia dari kelembaban yang berlebihan.” (baca : Cermat Merawat, Anggrek Bulan Tumbuh Sehat).
Lily tak menyangkal hal itu. Katanya, bila merawat anggrek bulan dengan asal-asalan, jangan harap akan tumbuh sehat. Kalau sudah begini, anggrek itu pun takkan mengeluarkan bunga yang cantik. Dan frekuensi berbunga pun menurun drastis. Tak lagi berbunga sepanjang tahun.

Padahal ukuran kepuasan dalam hobi anggrek ini terletak pada kemampuan anggrek mengeluarkan bunga dengan kontinyu. Siapa yang tak senang bila sudah merawat sejak kecil hingga bisa menelurkan hasil seperti itu. ”Ya, kalau sudah bisa berbunga, rasanya semua jerih payah kita terbayar. Wah, pokoknya sebuah kepuasan batin yang tak ternilai harganya,” kata Lily dengan gaya seperti orang bersyukur kepada Tuhan. Lantas, ia juga mengingatkan, bunga yang dihasilkan tadi, bukan sembarang bunga. Bunga yang nongol itu punya warna cerah dan tumbuh sehat. Urusan kualitas bunga itu bisa jadi tolok ukur, mana pehobi yang menanam secara asal-asalan dengan kolektor serius.

Dari situ, rasa puas tak mandek begitu saja. Akan lahir pula rasa penasaran. ”Maksudnya begini, saya kan sudah punya anggrek yang berwarna ini, kenapa saya tak silangkan dengan anggrek bulan untuk mendapat keturunan baru. Tentu akan dihasilkan warna dan jenis lain kan. Kalau warna sudah banyak, biasanya saya mencari bentuk bunga yang lain dan unik,” papar Lily panjang lebar. Dengan begitu, ia pun memasuki wilayah kawin-mawin antarberagam jenis anggrek. Jadi tak terbatas anggrek bulan saja. Akhirnya, Lily mencari pehobi lain yang punya koleksi anggrek. Lalu terjadilah aksi barter. ”Banyak orang yang memelihara anggrek, tapi sayangnya tak semua orang tulus dan mau terbuka dalam memberi informasi,” keluhnya dengan nada serius.

Sering Salah

Awam acap kali salah mengartikan Phalaenopsis sebagai anggrek bulan. Padahal, anggrek bulan hanyalah salah satu spesies dari genus Phalaenopsis. Dalam genus ini terdapat 40 sampai 60 spesies. Jumlah varietasnya sekitar 140 jenis, enam puluh di antaranya ada di negara kita.

Nama Phalaenopsis berasal dari bahasa Yunani, yaitu phalaenos dan opsis. Phalaenos itu berarti ngengat atau kupu-kupu. Sedang opsis artinya bentuk atau penampakan. Pada tahun 1825, Blume – seorang ahli botani asal Belanda, menamakan genus anggrek ini dengan Phalaenopsis. Nama itu muncul karena saat pertama kalinya berjumpa di dalam hutan, ia mengira telah melihat sekawanan kupu-kupu putih yang tengah hinggap pada sebatang ranting.

Phalaenopsis amabilis (L.) Blume itu dianggap punya peran penting dalam genus Phalaenopsis. Sebagai induk, Phalaenopsis mampu ”menelurkan” pelbagai keturunan atau hibrida. Selain itu, anggrek jenis ini mampu berbunga sepanjang tahun. Rata-rata masa berbunganya selama satu bulan.

Di Indonesia, Phalaenopsis amabilis pertama kali dijumpai di Ambon, Maluku oleh GE Rumphius pada 1750. Lalu anggrek temuannya itu diberi nama Angraecum album-majus. Kita sendiri mengenal beberapa nama untuk jenis ini, seperti anggrek menur (Jawa Barat), anggrek terbang (Maluku) dan anggrek wulan (Bali). Tapi nama paling populer adalah anggrek bulan.

Anggrek bulan hidup dalam hutan hujan tropis yang teduh dan lembab. Wilayah penyebarannya cukup luas. Dari Sumatera Barat ke arah selatan, seluruh Jawa, Kalimantan termasuk Serawak, Brunei Darussalam dan Sabah. Di Filipina, anggrek mirip kupu-kupu ini ditemukan di Kepulauan Mindanao bagian selatan. Ke arah timur anggrek yang satu ini bisa dijumpai di Bali, sebuah Kepulauan Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua, termasuk Papua Nugini.

Dengan kawasan sebaran sangat luas yang diikuti dengan variasi angroklimat berbeda-beda, variasi bentuk dan ukuran bunga anggrek berjuluk butterfly orchid ini sangat beragam. Namun perbedaan bentuk dan ukuran kuntum bunga belum tentu merupakan ciri dari sebuah varietas tersendiri.

Kata Lily, untuk membedakan anggrek bulan dengan jenis lainnya, cara paling gampang melihat ciri fisik tanaman. Coba saja amati bentuk akar, batang, daun dan bunga. Dari situlah kita bisa mengidentifikasi perbedaan karakteristik anggrek ini. Bahkan sebagian penamaan genus anggrek merujuk pada bentuk bunganya.

Secara umum, susunan bunga anggrek bulan tak jauh beda dengan anggrek jenis lain. Bunga itu tersusun menurut pola baku. Sebuah sepala atau kelopak bunga dan tiga buah petala atau tajuk bunga. Ukuran kelopak bunga anggrek bulan rata-rata lebih kecil atau hampir sama dengan tajuk bunganya. Bibir bunga punya tiga penutup, yaitu penutup samping, sejajar dengan tiang bunga dan penutup tengah yang terkadang berbulu halus.
Menurut Hadi, daun anggrek bulan memiliki warna hijau dengan tekstur tebal dan berdaging. Ini berfungsi sebagai penyimpan air dan cadangan makanan. Lebar daun rata-rata 5 – 10 cm. Pertumbuhan batang anggrek bulan bersifat monopodial. ”Artinya, meninggi atau vertikal pada satu titik tumbuh dan terdiri dari hanya satu batang utama. Bunga keluar dari sisi batang di antara kedua ketiak daunnya,” ujar lelaki yang sempat bekerja paruh waktu di Perhimpunan Anggrek Indonesia itu.

Di habitat aslinya, kata Hadi, anggrek bulan hidup epifit. Akarnya menempel pada batang atau dahan tanaman lain. Biasanya akar yang menempel itu mengikuti permukaan batang tempatnya menempel. Akarnya nyaris tak berambut. Di sini, terdapat jaringan velamen. Fungsinya memudahkan akar menyerap air hujan yang jatuh pada kulit pohon inang. Jaringan ini juga bertugas sebagai alat pernapasan anggrek.
(str/bayu dwi mardana) Sumber: http://www.sinarharapan.co.id/feature/hobi/2002/074/hob1.html
[Selengkapnya]

post signature