Jika tulisan sebelumnya soal zambia, yang punya manfaat untuk mengusir nyamuk, kali ini tentang tanaman hias yang bisa mengurangi polusi. Tanaman hias yang punya kemampuan menyerap polusi adalah lidah mertua (Sansevieria trifasciata atau Sansevieria zebrine). Kemampuannya menyerap polutan, sudah terbukti dan dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan para ahli. Lembaga Antaraksi Nasional Amerika Serikat, NASA misalnya, dalam penelitian yang kemudian dipublikasikan mennyebutkan bahwa sansivera mampu menyerap lebih dari 107 unsur polutan yang ada dan berbahaya di udara. Kemampuan menyerap zat polutan itu, karena Sansivera memiliki bahan aktif pregnane glikosid, yang berfungsi untuk mereduksi polutan menjadi asam organic, gula dan asam amino.
Untuk warga kota besar yang sudah lama memiliki persoalan dengan polusi udara, menjadi niscaya dan merupakan keharusan---mestinya—untuk menanam tanaman hias sansivieria ini. Banyangkan saja, satu helai tanaman sansieviera, bisa menyerap 0.938 mikrogram per jam formalheid. Bandikan jika setiap rumah memiliki tiga tanaman saja, bisa dibayangkan berapa banyak zat polutan yang diserap dan tentu saja lingkungan kita menjadi bersih dari zat polutan. Paling tidak, dengan menanam tanaman ini, kita memberi kontribusi untuk mengurangi tingkat pencemaran udara yang dibeberapa tempat sudah mendekati ambang bahaya.
Di negeri ini dikenal sebagai lidah mertua, akan tetapi dibeberapa tempat lebih dikenal sebagai tanaman ular sontak. Demikian halnya di belahan bumi lainnya, ada yang menamainya century plan, pak lan, atau african devil's.
Tanaman hias ini, sangat gampang menanamnya. Memiliki daya adaftasi yang luas biasa untuk tumbuh dan berkembang. Lagi pula budidayanya juga mudah. Cara menanamnya tinggal menanam langsung potongan yang sudah ditumbuhi anakan , yang sudah memiliki akar, ke dalam tanah atau pot dengan medium yang sudah kita siapkan. Anakan yang ditaman sebaiknya yang sudah memiliki akar yang cukup banyak, dengan begitu akan mudah untuk tumbuh dan berkembang. Sedangkan medium yang kita gunakan, campuran tanah, kompos dan pasir untuk dasar pot. Tanah dan kompos perbandingannya satu banding satu.
Pemeliharaannya, cukup disiram sehari sekali pada saat matahari terik dan apabila musim hujan, tidak perlu dilakukan cukup mengandalkan siraman dari butir-butir air hujan yang turun membasahi bumi. Yang penting untuk diingat adalah, tanaman ini membutuhkan sinar matahari yang cukup. Oleh karena itu, jika ditaruh di dalam ruangan, seminggu sekali harus dikeluarkan untuk mendapatkan kehangatan sinar matahari. Kalau tidak, warna daunnya akan berubah memudah.
Cara lain adalah dengan cara stek. Potongan daun ditanam di dalam media.Hanya saja, cara ini membutuhkan ketelatenan dan perawatan yang prima. Stek baru akan tumbuh dan berkembang kira-kira setelah dua bulan di tanam.
[Selengkapnya]